Sebagai usaha percepatan pembangunan ekonomi, industrialisasi merupakan
salah satu strategi yang dilakukan oleh pemerintah yang dapat menciptakan
pemerataan pembangunan yang dirasakan oleh semua masyarakat, baik meningkatkan
kesempatan kerja dan pemerataan pendapatan serta mampu mengurangi perbedaan
kemampuan antar daerah.
Dalam kehidupan manusia
modern saat ini banyak peralatan‐peralatan
yang menggunakan bahan yang sifatnya elastis tidak mudah pecah bila terjadi
jatuh dari suatu tempat. Dengan semakin meningkatnya kebutuhan tersebut secara
langsung kebutuhan karet (Hevea
brasilliensis) juga meningkat dengan sendirinya sesuai kebutuhan manusia.
Pada umumnya negara-negara
berkembang menyakini sektor industri mampu mengatasi masalah perekonomian,
dengan asumsi bahwa sektor industri dapat memimpin sektor-sektor perekonomian
lainnya menuju pembangunan ekonomi. Oleh karena itu, di Indonesia sektor
industri dipersiapkan agar mampu menjadi penggerak dan memimpin (the leading
sector) terhadap perkembangan sektor perekonomian lainnya.
Tanaman karet (Hevea brasilliensis)
merupakan salah satu komoditi perkebunan yang menduduki posisi cukup penting
sebagai sumber devisa non migas bagi Indonesia, sehingga memiliki prospek yang
cerah. Oleh sebab itu upaya peningkatan produktifitas usahatani karet (Hevea brasilliensis) terus dilakukan
terutama dalam bidang teknologi budidayanya. Indonesia pernah menguasai
produksi karet dunia, namun saat ini posisi Indonesia didesak oleh dua negara
tetangga Malaysia dan Thailand. Lebih dari setengah karet yang digunakan
sekarang ini adalah sintetik, tetapi beberapa juta ton karet alami masih
diproduksi setiap tahun, dan masih merupakan bahan penting bagi beberapa
industri termasuk otomotif dan militer.
Lebih dari setengah
produksi karet yang digunakan sekarang ini adalah sintetik, tetapi beberapa
juta ton karet alami masih tetap diproduksi setiap tahun, dan masih merupakan
bahan penting bagi beberapa industri termasuk otomotif dan militer.
Sejumlah lokasi di
Indonesia memiliki keadaan lahan yang cocok untuk pertanaman karet (Hevea brasilliensis), sebagian besar
berada di wilayah Sumatera dan Kalimantan. Luas area perkebunan karet tahun
2005 tercatat mencapai lebih dari 3.2 juta ha yang tersebar di seluruh wilayah
Indonesia. Diantaranya 85% merupakan perkebunan karet milik rakyat, dan hanya
7% perkebunan besar negara serta 8% perkebunan besar milik swasta. Produksi karet
(Hevea brasilliensis) secara nasional
pada tahun 2005 mencapai angka sekitar 2.2 juta ton. Jumlah ini masih akan bisa
ditingkatkan lagi dengan memberdayakan lahan-lahan pertanian milik petani dan
lahan kosong/tidak produktif yang sesuai untuk perkebunan karet.
0 comments:
Post a Comment